Ciungwanara
- Teringat
cerita seorang pemuda yang ingin mendaftarkan dirinya sebagai prajurit dalam
sebuah peperangan yang dipimpin Rasulullah SAW. Ia datang membawa pedang yang
panjang pedangnya itu melebihi tinggi badannya. lalu dengan tegas Rasulullah
menolak niatannya karena ia belum memiliki seni berperang. Lalu Pemuda itu
pulang dan berdiskusi dengan ibunya, lalu Ia terus belajar dan mencari
kelebihan yang ia miliki sehingga ia pun menemukan bahwa ia pandai menulis dan
berbahasa. Di kemudian harinya Rasulullah mengangkat beliau sebagai sekretaris
pribadi. Dan pemuda itu adalah Zaid bin sabit.
Lain hal nya
dengan Arqam bin abi arqom. Beliau dengan tulus merelakan rumah tinggalnya
digunakan sebagai tempat halaqah pertama Rasulullah beserta para sahabat. Ia
dengan ikhlas membuka selebar-lebarnya pintu rumah nya agar aktivitas dakwah
itu berlangsung. Padahal jika kaum kafir Quraisy tau akan perkara ini, maka
sudah lah pasti rumah tersebut akan di bumi hanguskan. Tetapi pemuda satu ini
memiliki keyakinan yang kuat akan dakwah Islam sehingga ancaman tersebut bukan
menjadi penghalang baginya.
Ada juga
pasangan sahabat yang masih muda, yang sangat ingin membunuh Abu Jahal karena
mereka mendengar bahwa Abu Jahal sangat sering mengintimidasi Rasulullah.
Dengan niat membela manusia yang mereka cintai, maka pada perang Badar
tercapailah apa yang telah mereka cita-citakan dan abu Jahal pun mati di tangan
kedua pemuda ini. Kedua pemuda ini adalah Muadz bin afra dan Muadz bin Amru.
Dan pemuda
satu ini, dengan istiqamah walau disiksa, dicambuk, dijemur di bawah matahari
yang terik, dihimpit batu besar, tidak melunturkan aqidahnya dan senantiasa
mengucapkan “Ahad”, Allah Yang Satu. Pemuda ini sangat dikenal di masyarakat
karena namanya sangat sering disebut, terutama di masjid-masjid. Ia adalah
Bilal bin rabbah.
Mereka
kesemuanya adalah pemuda dan mereka pernah eksis di muka bumi ini. Mereka
memiliki karakter yang jika kita cerminkan ke para pemuda saat ini, maka sangat
sulit ditemukan karakter pemuda yang sama seperti mereka. Krisis karakter yang
dialami pemuda saat ini, seharusnya sedikit demi sedikit harus kita atasi. Kita
mulai mencoba untuk membangun kembali karakter para pemuda, terutama pemuda
muslim saat ini. Karakter menjadi sangat urgen karena nasib dari bangsa dan
peradaban ini ke depannya berada di tangan para pemuda. Karakter–karakter yang
perlu di miliki pemuda muslim itu bisa kita sarikan dari Rasulullah SAW, para
sahabat, ataupun para pemuda pejuang lainnya. Lalu apa saja karakter yang
sangat esensial dibutuhkan oleh pemuda muslim saat ini?
“Iqra’”,
kalimat pertama yang disampaikan Jibril kepada Rasulullah SAW. hal ini jika
kita dalami maknanya mengisyaratkan kepada kita akan pentingnya belajar atau
menimba ilmu. Ibnu katsir di dalam tafsirnya mengatakan bahwa Allah sangat baik
kepada manusia karena Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui
oleh manusia itu. sehingga dengan ilmu ini lah Allah memuliakan manusia di
bandingkan dengan makhluk ciptaan lainnya. Dan hal ini juga yang mengharuskan
bahwa seseorang itu wajib menuntut ilmu. Oleh karena itu, karakter yang perlu
dibangun oleh pemuda muslim salah satunya adalah jiwa-jiwa yang senantiasa
menimba ilmu.
Selanjutnya
yang perlu dipupuk oleh Pemuda Muslim adalah idealisme yang Islami. Secara
terminologi Idealisme adalah aliran yang menjunjung tinggi ide. Secara definisi
idealisme adalah aliran yang mengutamakan ide-ide sebagai landasan kehidupan
seseorang. kita mengetahui bahwa idealisme itu memiliki cirri khas, yaitu ide.
ketika Ide itu berasal dari manusia, maka sudah jelas ide tersebut memiliki
batasan karena kapasitas manusia dalam menggagas ide itu sangat terbatas juga.
Maka umat Islam sebenarnya memiliki keunggulan, yaitu karena Umat Islam punya
sumber ide yang tidak memiliki batas yang kita semua umat Islam meyakini hal
tersebut. Sumber ide tersebut adalah Al Qur’an dan hadits. Ketika idealisme itu
bersumber pada sumber yang tidak memiliki batas, maka dapat dipastikan
kesempurnaan dari idealisme itu. Dan penulis membahasakan idealisme ini sebagai
idealisme yang islami. Dan Pemuda Muslim saat ini wajib Berpegang Teguh
terhadap idealisme yang islami itu.
Karakter
Pemuda Muslim masih kurang jika hanya berpedoman pada dua karakter sebelumnya
apalagi karakter untuk pemuda muslim yang menginginkan perubahan. Karakter
selanjutnya yang diperlukan oleh Pribadi Muslim adalah Memiliki visi atau
tujuan hidup yang jauh ke depan. Visi ini lah yang nantinya akan menjadi sebuah
peristiwa baru yang akan dicantumkan ke dalam buku sejarah peradaban dunia.
Dan jika
kesemua karakter itu sudah dimiliki pemuda muslim, maka kesemuanya itu harus
dibalut dengan ikatan yang bernama istiqamah. Agar kekuatan karakter itu kokoh
dan kuat. Mampu bertahan ketika ada yang ingin menggoyangkannya atau
mengubahnya. Karakter ini juga lah yang mampu membuat pemuda muslim itu mampu
menjaga semangat pemuda, walau ia dicaci, dimaki, atau dijatuhkan sekalipun.
Rasulullah pun pernah berpesan kepada salah satu sahabatnya tentang sifat ini.
Dari Abu Sufyan bin Abdillah Radhiallahu ‘anhu berkata: Aku telah berkata,
“wahai Rasulullah katakanlah kepadaku pesan dalam Islam sehingga aku tidak
perlu berkata pada orang lain selain engkau. Nabi menjawab, “katakanlah aku
telah beriman kepada Allah kemudian beristiqamahlah”.
Sehingga
ketika Pemuda muslim saat ini memiliki karakter-karakter yang tersebut di atas,
maka seperti itulah cerminan Pribadi Pemuda Muslim. Karakter-karakter tersebut
tidak mutlak, tetapi hal tersebut merupakan karakter yang dominan yang
seharusnya dimiliki Pemuda Muslim saat ini.
0 komentar:
Posting Komentar