Carilah tempat terbaik, orang2 terbaik, dan bicarakan hal2 yg baik, insyallah qt akan jadi yang terbaik

Download Modul

Selasa, 18 Maret 2014

MAHASISWA

Pengertian Definisi Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu.  Selanjutnya menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yangsering kali syarat dengan berbagai predikat.

Pengertian Mahasiswa menurut Knopfemacher(dalam Suwono, 1978) adalah merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannyad engan perguruan tinggi ( yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan diharapkan menjadi calon-clon intelektual Dari pendapat di atas bisa dijelaskan  bahwa mahasiswa adalah status yang disandan oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan menjadi calon-calon intelektual.

a. Tujuan Menjadi Mahasiswa
Menurut Anda, apakah kita patut bersyukur menjadi seorang mahasiswa? Tentu saja Anda patut bersyukur karena telah menyandang  sebuah titel baru yakni sebagai seorang mahasiswa akhir-akhir ini. Karena dari total jumlah penduduk Indonesia± 235 juta jiwa, jumlah kaum intelektual minoritas ini hanya sekitar 4.3 juta  jiwa atau sekitar 4% dari total penduduk Indonesia. Mahasiswa sekarang telah kehilangan arah dan tujuan serta motivasi. Kaum minoritas yang digadang-gadangkan sebagai “agent of change” ini seakan terjebak pada lingkaran dampak globalisasasi yang  lebih mengedepankan corak hedonisme dan apatisme. Mereka yang seharusnya berperan dalam perubahan dan pembaharuan bangsa ke arah yang lebih baik namun pada kenyataannya hanya menjadi tokoh-tokoh apatis dalam keterpurukan bangsa dan seakan terhipnotis oleh kebahagian dunia semata.
Ketika ada sebuah pertanyaan “Apa tujuan  Anda menjadi Mahasiswa?”, pasti banyak sekali yang menjawab ingin sekali membawa sebuah perubahan. Hal tersebut dirasa kurang, jika mahasiswanya tidak berbuatapa-apa atau membuang-buang waktu denga hal-hal yang sama sekali tidak bermanfaat. Mereka lupa bahwasannya mahasiswa punya peranan dan sebagai pengemban tugas besar dalam pembaharuan bangsa yang mengemban estafet sejak zaman kemerdekaan,  yaitu untuk mencapai tujuan awal para pendiri bangsa (founding father’s) Perkembangan yang terjadi sekarang ini,  bisa dikatakan sebagai kemunduran dari pola pikir mahasiswa. Banyak yang menyuarakankepentingan rakyat akan tetapi justru masyarakat banyak juga yang menilai bahwa mahasiswa sekarang disibukkan dengan demonstrasi yang tidak jelas serta tawuran antar mahasiswa itu sendiri. Pada akhirnya sudah saatnya mahasiswa bangkitdari keterpurukan serta musuh-musuh abstrak dari dalam dirinya.

Peran Mahasiswa Secara Umum
1. Mahasiswa Sebagai “Iron Stock”
Mahasiswa dapat menjadi  Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memilikikemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Tak dapat dipungkiri bahwa seluru organisasi yang ada akan bersifat mengalir, yaitu ditandaidengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan  muda, oleh karena itu kaderisasi harus dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan. Pemuda sebagai pengganti generasi yang sudah rusak dan memiliki karakter mencintai dan dicintai, lemah lembut kepada orang yang beriman, dan bersikap keras terhadap kaum kafir. Sejarah telah membuktikan bahwa di  tangan generasi mudalah perubahan-perubahan besar terjadi, dari zaman nabi, kolonialisme, hingga reformasi, pemudalah yang menjadi garda depan perubah kondisi bangsa.
Lantas sekarang apa yang kita bisalakukan dalam memenuhi peran  Iron Stock tersebut ? Jawabannya tak lain adalah dengan  memperkaya diri kita dengan berbagai pengetahuan baik itu dari segi keprofesian maupun kemasyarakatan, dan tak lupa untuk mempelajari berbagai kesalahan yangpernah terjadi di generasi-generasi sebelumnya. Lalu kenapa harus Iron Stock?? Bukan Golden Stocksaja, kan lebih bagus dan mahal ?? Mungkin didasarkan atas sifat besi itu  sendiri yang akan berkarat dalam jangka waktu lama, sehingga diperlukanlah penggantian dengan besi-besi  baru yang lebih bagus dan kokoh. Hal itu sesuai dengan kodrat manusia yang memiliki keterbatasan waktu, tenaga, dan pikiran.
2. Mahasiswa Sebagai “Guardian of Value”
Mahasiswa sebagai  Guardian of Valueberarti mahasiswa  berperan sebagai penjag nilai-nilai di masyarakat. Lalu sekarang pertanyaannya adalah, “Nilai seperti apa yangharus dijaga ??” Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita harus melihat mahasiswa sebagai insan akademis yangselalu berpikir ilmiah dalam mencari kebenaran. Kita harus memulainya dari hal tersebut karena bilakita renungkan kembali sifat nilai yang harus dijaga tersebut haruslah mutlak kebenarannya sehingga mahasiswa diwajibkan menjaganya. Sedikit sudah jelas, bahwa  nilai yang harus dijaga adalah  sesuatu yang bersifat benar mutlak, dan tidak ada keraguan lagi di dalamnya. Nilai itu jelaslah bukan hasil dari pragmatisme, nilai itu haruslah bersumberdari suatu zat yang Maha Benar dan Maha
Mengetahui. Selain nilai yang di atas, masih ada satu nilai lagi yang memenuhi kriteriasebagai nilai
yang wajib dijaga oleh mahasiswa, nilai  tersebut adalah nilai-nilai dari kebenara ilmiah. Walaupun memang kebenaran ilmiah  tersebut merupakan representasi dari kebesaran dan keeksisan Allah, sebagaizat yang Maha Mengetahui. Kita sebagai mahasiswa harus mampu mencari berbagai kebenaran berlandaskan watak ilmiah yang bersumber dari ilmu-ilmu yang kita dapatkan dan selanjutnya harus kita terapkan dan jaga di masyarakat. Pemikiran  Guardian of Valueyang berkembang selama ini  hanyalah sebagai penjaga nilai-nilai yang sudah ada sebelumya, atau menjaga nilai-nilai kebaikan seperti kejujuran, kesigapan, dan lain sebagainya. Hal itu tidaklah salah, namun apakah sesederhana itu nilai yang harus mahasiswa jaga ? Lantas apa hubungannya nilai-nilai
tersebut dengan watak ilmu yang seharusnya dimiliki oleh mahasiswa ? Oleh karena itu saya berpendapat bahwa  Guardian of Valueadalah penyampai, dan penjaga nilai-nilai kebenaran mutlak dimana nilai-nilai tersebut diperoleh berdasarkan watak ilmu yang dimiliki mahasiswa itu sendiri. Watak ilmu sendiri adalah  selalu mencari kebanaran ilmiah. Penjelasan  Guardian of Valuehanya sebagai penjaga nilai-nilai yang sudah ada juga memiliki kelemahan yaitu bilamana terjadi sebuah pergeseran nilai, dan nilai yang telah bergeser tersebut sudah terlanjur menjadi  sebuah perimeter kebaikan di masyarakat, maka kita akan kesulitan dalam memandang arti kebenaran nilai itu sendiri.

3. Mahasiswa Sebagai “Agent of Change”
Mahasiswa sebagai  Agent of Change, Artinya adalah mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan. Lalu kini  masalah kembali muncul, “Kenapa harus ada perubahan ???”. Untuk menjawab pertanyaan itu marikita pandang kondisi bangsa saat ini. Menurut saya kondisi bangsa  saat ini jauh sekali dari kondisi ideal,  dimana banyak sekali penyakit-penyakit masyarakat yang  menghinggapi hati bangsa ini, mulai dari pejabat-pejabat atas hingga bawah, dan  tentunya tertular pula kepada banyak rakyatnya. Sudah seharusnyalah kita melakukan terhadap hal  ini. Lalu alasan selanjutnya mengapa kita harus melakukan perubahan adalah karena perubahan itu sendiri merupakan harga mutlak dan  pasti akan terjadi walaupun kita  diam. Bila kita diam secara tidak sadar kita telah berkontribusi dalam melakukan perubahan, namun tentunya perubahan yang terjadi akan berbeda  dengan ideologi yang kita anut dan kita anggap benar. Suatu kaum harus mau berubah bila mereka menginginkan sesuatu keadaan yang lebih baik. Lalu berdasarkan hadis yang  menyebutkan bahwa orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin adalah orang yang beruntung, sedangkan orang yang hari ini tidak lebih baik dari kemarin adalah orang yang merugi. Oleh karena itu betapa pentingnya arti sebuah perubahan yang harus kita lakukan. Mahasiswa adalah golongan yang harus menjadi garda terdepan dalam melakukan perubahan dikarenakan mahasiswa  merupakan kaum yang “eksklusif”, hanya 5% dari pemuda yang bisa menyandang status mahasiswa, dan dari jumlah itu bisa dihitung pula berapa persen lagi yang mau mengkaji tentang peran-peran mahasiswa di bangsa dan negaranya ini. Mahasiswa-mahasiswa  yang telah sadar tersebut suda seharusnya tidak lepas tangan begitu saja.  Mereka tidak boleh membiarkan bangsa ini melakukan perubahan ke arah yang salah. Merekalah yang seharusnya melakukan perubahan-perubahan tersebut. Perubahan itu sendiri sebenarnya dapat  dilihat dari dua pandangan. Pandangan pertama menyatakan bahwa tatanan kehidupan bermasyarakat sangat dipengaruhi oleh hal-hal bersifat materialistik sepertiteknologi, misalnya kincir angin akan
menciptakan masyarakat feodal, mesin industri akan menciptakan mayarakat kapitalis, internet akan menciptakan menciptakan masyarakat yang informatif, dan lain sebagainya. Pandangan selanjutnya menyatakan bahwa ideologi  atau nilai sebagai faktor yang mempengaruhi perubahan. Sebagai mahasiswa nampaknya kita harus bisa mengakomodasi kedua pandangan tersebutdemi terjadinya perubahan yang diharapkan. Itu semua karena kita berpotensi lebih untuk mewujudkan hal-hal tersebut. Sudah jelas kenapa perubahan itu perlu dilakukan dan kenapa pula mahasiswa harus menjadi garda terdepan dalam perubahan  tersebut, lantas dalam melakukan perubahan tersebut haruslah dibuat metode  yang tidak tergesa-gesa, dimulai dari ruang lingkup terkecil yaitu diri sendiri, lalu  menyebar terus hingga akhirnya sampai ke ruang lingkup yang kita harapkan, yaitu bangsa ini.

FUNGSI MAHASISWA
Berdasarkan tugas perguruan tinggi yang diungkapkan M.Hatta yaitu membentuk
manusisa susila dan demokrat yang
1.  Memiliki keinsafan tanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat
2.  Cakap dan mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan
3.  Cakap memangku jabatan atau pekerjaan di masyarakat Berdasarkan pemikiran M.Hatta tersebut, dapat kita sederhanakan bahwa tugas perguruan tinggi adalah membentuk insan  akademis, yang selanjutnya  hal tersebut akan menjadi sebuah fungsi bagi mahasiswa itu sendiri. Insan akademis itu sendiri memiliki dua ciri yaitu : memiliki sense of crisis, dan selalu mengembangkan dirinya.
Insan akademis harus memiliki  sense of crisisyaitu peka dan kritis terhadap masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya saat ini. Hal ini akan  tumbuh dengan sendirinya bila mahasiswa itu mengikuti watak ilmu, yaitu selalu mencari pembenaran-pembenaran ilmiah. Dengan mengikuti watak ilmu tersebut maka mahasiswa diharapkan dapat memahami berbagai masalah yang terjadi dan terlebih lagi menemukan solusi-solusi yang tepat untuk menyelesaikannya. Insan akademis harus selalu mengembangkan dirinya sehingga mereka bisa menjadi generasi yang tanggap dan mampu menghadapi tantangan masa depan. Dalam hal insan akademis sebagai orang yangselalu mengikuti  watak ilmu, ini juga berhubungan dengan peran mahasiswa sebagai  penjaga nilai, dimana mahasiswa harus mencari nilai-nilai  kebenaran itu sendiri, kemudian meneruskannya kepada masyarakat, dan yang terpenting adalah menjaga nilai kebenaran tersebut.

3. Posisi Mahasiswa
Mahasiswa dengan segala kelebihan dan potensinya tentu sajatidak bisa disamakan dengan rakyat dalam hal perjuangan dan kontribusi terhadap bangsa. Mahasiswa pun masih tergolong kaum idealis, dimana  keyakinan dan pemikiran mereka belum dipengaruhi oleh parpol, ormas, dan lain sebagainya. Sehingga mahasiswa menurut saya tepat bila dikatakan memiliki posisi diantara masyarakat dan pemerintah. Mahasiswa dalam hal hubunganmasyarakat ke pemerintah dapat berperan sebagai kontrol politik, yaitu mengawasi dan membahas segala pengambilan keputusan beserta keputusan-keputusan yang telah dihasilkan sebelumnya.Mahasiswa pun dapat berperan sebagai penyampai aspirasi rakyat, dengan melakukan interaksi sosial dengan masyarakat dilanjutkan dengan analisis masalah yang tepat maka diharapkan mahasiswa mampu menyampaikan realita yang  terjadi di masyarakat beserta solusi ilmiah dan bertanggung jawab dalam menjawab berbagai masalah yang terjadi di masyarakat. Mahasiswa dalam hal hubunganpemerintah ke masyarakat dapat berperan sebagai penyambung lidah pemerintah. Mahasiswa diharapkan mampu membantu menyosialisasikan berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Tak jarang kebijakan-kebijakan pemerintah mengandung banyak salah pengertian dari masyarakat, oleh karena itu tugas mahasiswalah yang marus “menerjemahkan” maksud dan tujuan berbagai kebijakan kontroversial tersebut agar mudah dimengerti masyarakat. Posisi mahasiswa cukuplah rentan, sebab mahasiswa berdiri di antara idealisme dan realita. Tak jarang kita berat sebelah, saat kita membela idealisme ternyata kita melihat
realita masyarakat yang semakin buruk. Saat kita berpihak pada realita, ternyata kita secara tak sadar sudah meninggalkan  idealisme kita dan juga kadang sudah meninggalkan watak ilmu yang seharusnya  kita miliki. Contoh kasusnya yang paling gampang adalah saat terjadi penaikkan harga BBM beberapa bulan yang lalu. Mengenai posisi mahasiswa saat ini saya berpendapat bahwa mahasiswa terlalu menganggap dirinya “elit” sehingga terciptalah jurang lebar dengan masyarakat.
Perjuangan-perjuangan yang dilakukan mahasiswa kini sudah kehilangan esensinya, sehingga masyarakat sudah tidak menganggapnya suatu harapan  pembaruan lagi. Sedangkan golongan-golongan atas seperti pengusaha, dokter, dsb. Merasa sudah tidak ada lagi kesamaan gerakan. Perjuangan mahasiswa kini sudah berdiri sendiri dan tidak lagi “satu nafas” bersama rakyat.

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( :-p =))

Posting Komentar